Pelatihan Pembuatan Sabun Herbal Oleh Alumni Teknik Kimia UAD
Sabun mandi komersial pada umumnya mengandung banyak senyawa kimia seperti kandungan petroleum, synthetic chemical, dan petrochemical (chemicals harmful) yang dapat merusak kulit dan lingkungan (menjadikan kulit kering dan tidak sehat). Menurut reportase The Science Daily News pada Juli 2008, penelitian yang dilakukan University of Washington melaporkan bahwa semua deterjen melepaskan, setidaknya, satu karsinogen, yang menurut EPA masuk kategori berbahaya atau beracun (hazardous dan toxic). Produsen sabun mandi komersial mencampur larutan kimia. Ini dilakukan agar mereka dapat menghasilkan sabun dengan biaya yang serendah mungkin dan dapat menghasilkan sabun sebanyak mungkin dalam waktu yang sesingkat mungkin. Gliserin yang dihasilkan dalam pembuatan sabun komersial diambil untuk dijual terpisah karena gliserin mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, padahal, gliserin sangat dibutuhkan untuk melembutkan dan merawat kulit kita.
Dari latar belakang diatas maka bertempat di Laboratorium Proses Teknik Kimia UAD pada bulan September 2013 program studi mengundang alumni UAD, Imam Santosa ST memberikan pelatihan kepada mahasiswa dengan tema “Pembuatan sabun dengan bahan dasar alami”. Acara ini selain untuk memberikan softskill juga dimaksudkan untuk pemberdayaan alumni dalam memberikan kontribusi dan mengoptimalkan peran Ikatan Alumni, IKATEKIM dan juga merupakan kelanjutan acara reuni yang dilaksanakan pada bulan Juni 2013.
Adapun pemilihan tema pelatihan dengan membuat sabun herbal adalah sesuai dengan visi program studi Teknik Kimia yang mempersiapkan mahasiswa menjadi technopreuner, dapat mengambil peluang dalam setiap kesempatan untuk mengembangkan potensi diri dengan tidak menyandarkan masa depannya untuk mencari kerja namun dapat menciptakan lapangan kerja. Dari pembuatan sabun dengan bahan alam yang banyak melimpah di Indonesia dan merupakan produk yang selalu digunakan oleh setiap orang maka tingkat kebutuhannya sangat tinggi. Untuk itu diharapkan mahasiswa dapat berkreasi dan berinovasi menciptakan produk kemudian mampu memasarkannya.
Pengembangan pelatihan ini kedepannya dapat menginspirasi mahasiswa untuk membuat produk sabun yang layak jual dan mampu bersaing dengan produk yang ada dipasaran. Disamping itu hasil pengembangannya dapat dijadikan topik gagasan untuk dilombakan dalam Lomba Technupreuner Mahasiswa di tingkat fakultas ataupun di event yang lain diluar kampus.(sj)